![]() ![]() Interpretasi teknik inderaja menghasilkan identifikasi bangunan rumah sejumlah 22.491 unit dengan ketelitian interpretasi 82,7%. Dari informasi ini dapat diketahui waktu tinggal relatif suatu senyawa pada zona tak jenuh berada pada kisaran dari beberapa hari – 10 tahun. Penggunaan Metode SVV menghasilkan tiga kategori, yaitu kategori sedang (34,24% dari luas total), tinggi (61,21% dari luas total) dan sangat tinggi (4,55% dari luas total). 3 Daerah penelitian dibagi ke dalam tiga kelas bahaya pencemaran oleh nitrat (NO ), yaitu kelas rendah (66,10% dari luas total), sedang (32,91% dari luas total) dan tinggi (0,99% dari luas total). Tahap akhir penelitian ialah penggabungan informasi masukan dengan aplikasi SIG untuk memperoleh tingkat risiko pencemaran airtanah oleh senyawa nitrat (NO− ) dan informasi spasialnya. ![]() Penilaian bahaya (hazard) diperoleh dari pendekatan teknik logical contouring dan interpolasi, penilaian kerentanan airtanah (vulnerability) diestimasi dengan Metode SVV (Simple Vertical Vulnerability) dan penentuan elemen risiko (element at risk) didasarkan pada aplikasi teknik inderaja. 3 Pendekatan dalam penilaian tingkat risiko ialah dengan menggunakan persamaan Risk = ƒ (Hazard, Vulnerability, Amount (element at risk)). ![]() Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sebaran tingkat kerentanan airtanah intrinsik bebas dangkal terhadap pencemaran, (2) mengetahui konsentrasi kandungan ion nitrat (NO− 3 ) di daerah penelitian dan zonasi menurut tingkat bahaya pencemarannya dan (3) menilai tingkat risiko yang ditimbulkan apabila terjadi pencemaran airtanah oleh senyawa nitrat (NO− ) di daerah penelitian. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |